SENYAWA HIDROKARBON

Disebut Hidrokarbon : mengandung unsur C dan H

Terdiri dari : 1. Alkana (CnH2n+2)

2. Alkena (CnH2n)

3. Alkuna (CnH2n-2)

ALKANA

q Hidrokarbon jenuh (alkana rantai lurus dan siklo/cincin alkana)

q Disebut golongan parafin : affinitas kecil (=sedikit gaya gabung)

q Sukar bereaksi

q C1 – C4 : pada t dan p normal adalah gas

q C4 – C17 : pada t dan p normal adalah cair

q > C18 : pada t dan p normal adalah padat

q Titik didih makin tinggi : terhadap penambahan unsur C

q Jumlah atom C sama : yang bercabang mempunyai TD rendah

q Kelarutan : mudah larut dalam pelarut non polar

q BJ naik dengan penambahan jumlah unsur C

q Sumber utama gas alam dan petrolium

Struktur ALKANA : CnH2n+2 CH3-CH2-CH2-CH2-CH2-CH3 (heksana)

sikloheksana

PEMBUATAN ALKANA :

Ø Hidrogenasi senyawa Alkena

Ø Reduksi Alkil Halida

Ø Reduksi metal dan asam

PENGGUNAAN ALKANA :

ä Metana : zat bakar, sintesis, dan carbon black (tinta,cat,semir,ban)

ä Propana, Butana, Isobutana : zat bakar LPG (Liquified Petrolium Gases)

ä Pentana, Heksana, Heptana : sebagai pelarut pada sintesis

Fraksi tertentu dari Destilasi langsung Minyak Bumi/mentah

TD (oC)

Jumlah C

Nama

Penggunaan

< 30

1 – 4

Fraksi gas

Bahab bakar gas

30 – 180

5 -10

Bensin

Bahan bakar mobil

180 – 230

11 – 12

Minyak tanah

Bahan bakar memasak

230 – 305

13 – 17

Minyak gas ringan

Bahan bakar diesel

305 – 405

18 – 25

Minyak gas berat

Bahan bakar pemanas

Sisa destilasi :

1. Minyak mudah menguap, minyak pelumas, lilin dan vaselin

2. Bahan yang tidak mudah menguap, aspal dan kokas dari m. bumi

ALKENA

q Hidrokarbon tak jenuh ikatan rangkap dua

q Alkena = olefin (pembentuk minyak)

q Sifat fisiologis lebih aktif (sbg obat tidur) : 2-metil-2-butena

q Sifat sama dengan Alkana, tapi lebih reaktif

STRUKTUR ALKENA : CnH2n CH3-CH2-CH=CH2 (1-butena)

ETENA = ETILENA = CH2=CH2

q Sifat-sifat : gas tak berwarna, dapat dibakar, bau yang khas, eksplosif dalam udara (pada konsentrasi 3 – 34 %)

q Terdapat dalam gas batu bara biasa pada proses “cracking”

q Pembuatan : pengawahidratan etanaol

PENGGUNAAN ETENA :

ä Dapat digunakan sebagai obat bius (dicampur dengan O2)

ä Untuk memasakkan buah-buahan

ä Sintesis zat lain (gas alam, minyak bumi, etanol)

PEMBUATAN ALKENA :

Ø Dehidrohalogenasi alkil halida

Ø Dehidrasi alkohol

Ø Dehalogenasi dihalida

Ø Reduksi alkuna

ALKUNA

q Hidrokarbon tak jenuh mempunyai ikatan rangkap tiga

q Sifat-sifatnya menyerupai alkena, tetapi lebih reaktif

Struktur ALKUNA : CnH2n-2 CH=CH (etuna/asetilen)

ETUNA = ASETILEN => CH=CH

q Pembuatan : CaC2 + H2O ——à C2H2 + Ca(OH)2

q Sifat-sifat :

Ø Suatu senyawaan endoterm, maka mudah meledak

Ø Suatu gas, tak berwarna, baunya khas

q Penggunaan etuna :

Ø Pada pengelasan : dibakar dengan O2 memberi suhu yang tinggi (+- 3000oC), dipakai untuk mengelas besi dan baja

Ø Untuk penerangan

Ø Untuk sintesis senyawa lain

PEMBUATAN ALKUNA

Ø Dehidrohalogenasi alkil halida

Ø Reaksi metal asetilida dengan alkil halida primer

SENYAWA AROMATIK

q Senyawa alifatis : turunan metana

q Senyawa aromatis : turunan benzen (simbol Ar = aril)

q Permulaan abad ke-19 ditemukan senyawa-senyawa organik yang mempunyai bau (aroma) yang karakteristik yang berasal dari tumbuh-tumbuhan (damar benzoin, cumarin, asam sinamat dll)

BENZEN =C6H6

q Senyawa aromatis yang paling sederhana

q Berasal dari batu bara dan minyak bumi

q Sifat fisika : cairan, td. 80oC, tak berwarna, tak larut dalam air, larut dalam kebanyakan pelarut organik, mudah terbakar dengan nyala yang berjelaga dan berwarna (karena kadar C tinggi)

Pengunaan Benzen :

Ø Dahulu sebagai bahan bakar motor

Ø Pelarut untuk banyak zat

Ø Sintesis : stirena, fenol, nilon, anilin, isopropil benzen, detergen, insektisida, anhidrida asam maleat, dsb

ALKIL HALIDA

q Senyawa alkil halida merupakan senyawa hidrokarbon baik jenuh maupun tak jenuh yang satu unsur H-nya atau lebih digantikan oleh unsur halogen (X = Br, Cl. I)

q Alkil halida = haloalkana = RX struktur primer, sekunder, tersier

q Aril halida = ArX = senyawa halogen organik aromatik

Sifat fisika Alkil Halida :

¨ Mempunyai TD lebih tinggi dari pada TD Alkana dengan jumlah unsur C yang sama.

¨ Tidak larut dalam air, tapi larut dalam pelarut organik tertentu.

¨ Senyawa-senyawa bromo, iodo dan polikloro lebih berat dari pada air.

Struktur Alkil Halida : R-X (X=Br, Cl, I)

CH3-CH2-CH2-CH2-Cl (CH3)2CH-Br (CH3)3C-Br

Primer sekunder tersier

CH2-Cl CH2=CH2-Cl

Benzil khlorida Vinil khlorida

PEMBUATAN ALKIL HALIDA :

Ø Dari alkohol

Ø Halogenasi

Ø Adisi hidrogen halida dari alkena

Ø Adisi halogen dari alkena dan alkuna

PENGGUNAAN ALKIL HALIDA :

ä Kloroform (CHCl3) : pelarut untuk lemak, obat bius (dibubuhi etanol, disimpan dalam botol coklat, diisi sampai penuh).

ä Tetraklorometana = karbontetraklorida (CCl4) : pelarut untuk lemak, alat pemadam kebakaran (Pyrene, TD rendah 77oC, uapnya berat.

ä Freon (Freon 12 = CCl2F2, Freon 22 = CHCl2F) : pendingin lemari es, alat “air conditioner”, sebagai propellant (penyebar) kosmetik, insektisida, dsb.

ALKOHOL

q Alkohol : tersusun dari unsur C, H, dan O

q Struktur alkohol : R-OH primer, sekunder dan tersier

Sifat fisika alkohol :

· TD alkohol > TD alkena dengan jumlah unsur C yang sama (etanol = 78oC, etena = -88,6oC)

· Umumnya membentuk ikatan hidrogen

O – H—————–O – H

R R

· Berat jenis alkohol > BJ alkena

· Alkohol rantai pendek (metanol, etanol) larut dalam air (=polar)

Struktur Alkohol : R – OH

R-CH2-OH (R)2CH-OH (R)3C-OH

Primer sekunder tersier

PEMBUATAN ALKOHOL :

Ø Oksi mercurasi – demercurasi

Ø Hidroborasi – oksidasi

Ø Sintesis Grignard

Ø Hidrolisis alkil halida

PENGGUNAAN ALKOHOL :

ä Metanol : pelarut, antifreeze radiator mobil, sintesis formaldehid,metilamina,metilklorida,metilsalisilat, dll

ä Etanol : minuman beralkohol, larutan 70 % sebagai antiseptik, sebagai pengawet, dan sintesis eter, koloroform, dll

FENOL

q Fenol : mengandung gugus benzen dan hidroksi

q Mempunyai sifat asam

q Mudah dioksidasi struktur OH

q Mempunyai sifat antiseptik

q Penggunaan sbg antiseptikum dan sintesis

ETER

q Eter : isomer atau turunan dari alkohol (unsur H pada OH diganti oleh alkil atau aril)

q Eter : mengandung unsur C, H, dan O

Sifat fisika eter :

· Senyawa eter rantai C pendek berupa cair pada suhu kamar dan TD nya naik dengan penambahan unsur C.

· Eter rantai C pendek medah larut dalam air, eter dengan rantai panjang sulit larut dalam air dan larut dalam pelarut organik.

· Mudah terbakar

· Unsur C yang sama TD eter > TD alkana dan < TD alkohol (metil, n-pentil eter 100oC, n-heptana 98oC, heksil alkohol 157oC).

Struktur eter : R – O – R CH3-CH2-O-CH2-CH3 (dietil eter)

CH3-CH2-O-C6H5 (fenil etil eter)

PEMBUATAN ETER :

Ø Sintesis Williamson

Ø Alkoksi mercurasi – demercurasi

PENGGUNAAN ETER :

ä Dietil eter : sbg obat bius umum, pelarut dari minyak, dsb.

ä Eter-eter tak jenuh : pada opersi singkat : ilmu kedokteran gigi dan ilmu kebidanan.

AMINA

q Senyawa organik bersifat basa lemah, dibanding air lebih basa.

q Jumlah unsur C kecil sangat mudah larut dalam air.

Sifat fisika Amina :

· Suku-suku rendah berbentuk gas.

· Tak berwarna, berbau amoniak, berbau ikan.

· Mudah larut dalam air

· Amina yang lebih tinggi berbentuk cair/padat.

· Kelarutan dalam air berkurang dengan naiknya BM.

Struktur amina : R-NH2, (R)2NH, (R)3N =primer, sekunder, tersier

CH3-CH2-CH2-CH2-NH2 (CH3)2NH (CH3)3N

Primer sekunder tersier

Struktur Amina berdasarkan rantai gugus alkil/aril :

· Amina aromatis

· Amina alifatis

· Amina siklis

· Amina campuran

PEMBUATAN AMINA :

Ø Reduksi senyawa nitro

Ø Reaksi alkil halida dengan amonia dan amina

PENGGUNAAN AMINA :

ä Sebagai katalisator

ä Dimetil amina : pelarut, absorben gas alam, pencepat vulkanisasi, membuat sabun, dll.

ä Trimetil amina : suatu penarik serangga.

ALDEHID

q Aldehid adalah suatu senyawa yang mengandung gugus karbonil (C=O) yang terikat pada sebuah atau dua buah unsur hidrogen.

q Aldehid berasal dari “ alkohol dehidrogenatum “ (cara sintesisnya).

q Sifat-sifat kimia aldehid dan keton umumnya serupa, hanya berbeda dalam derajatnya. Unsur C kecil larut dalam air (berkurang + C).

q Merupakan senyawa polar, TD aldehid > senyawa non polar

q Sifat fisika formaldehid : suatu gas yang baunya sangat merangsang

q Akrolein = propanal = CH2=CH-CHO : cairan, baunya tajam, sangat reaktif.

FORMALDEHID = METANAL = H-CHO

¨ Sifat-sifat : satu-satunya aldehid yang berbentuk gas pada suhu kamar, tak berwarna, baunya tajam, larutanya dalam H2O dari 40 % disebut formalin.

¨ Penggunaan : sebagai desinfektans, mengeraskan protein (mengawetkan contoh-contoh biologik), membuat damar buatan.

Struktur Aldehid : R – CHO


PEMBUATAN ALDEHID :

Ø Oksidasi dari alkohol primer

Ø Oksidasi dari metilbenzen

Ø Reduksi dari asam klorida

KETON

q Keton adalah suatu senyawa organik yang mempunyai sebuah gugus karbonil (C=O) terikat pada dua gugus alkil, dua gugus aril atau sebuah alkil dan sebuah aril.

q Sifat-sifat sama dengan aldehid.

PROPANON = DIMETIL KETON = ASETON = (CH3)2-C=O

¨ Sifat : cairan tak berwarna, mudah menguap, pelarut yang baik.

¨ Penggunaan : sebagai pelarut

ASETOFENON = METIL FENIL KETON

¨ Sifat : berhablur, tak berwarna

¨ Penggunaan : sebagai hipnotik, sebagai fenasil klorida (kloroasetofenon) dipakai sebagai gas air mata

Struktur : (R)2-C=O


PEMBUATAN KETON

Ø Oksidasi dari alkohol sekunder

Ø Asilasi Friedel-Craft

Ø Reaksi asam klorida dengan organologam

ASAM KARBOKSILAT

q Mengandung gugus COOH yang terikat pada gugus alkil (R-COOH) maupun gugus aril (Ar-COOH)

q Kelarutan sama dengan alkohol

q Asam dengan jumlah C 1 – 4 : larut dalam air

q Asam dengan jumlah C = 5 : sukar larut dalam air

q Asam dengan jumlah C > 6 : tidak larut dalam air

q Larut dalam pelarut organik seperti eter, alkohol, dan benzen

q TD asam karboksilat > TD alkohol dengan jumlah C sama.

Struktur Asam Karboksilat : R – COOH dan Ar – COOH

CH3-CH2-CH2-CH2-COOH COOH

Valelat

CH3-COOH (asam asetat) Asam benzoat

ASAM FORMAT = HCOOH

¨ Sifat fisika : cairan, tak berwarna, merusak kulit, berbau tajam, larut dalam H2O dengan sempurna.

¨ Penggunaan : untuk koagulasi lateks, penyamakkan kulit, industri tekstil, dan fungisida.

ASAM ASETAT = CH3-COOH

¨ Sifat : cair, TL 17oC, TD 118oC, larut dalam H2O dengan sempurna

¨ Penggunaan : sintesis anhidrat asam asetat, ester, garam, zat warna, zat wangi, bahan farmasi, plastik, serat buatan, selulosa dan sebagai penambah makanan.

PEMBUATAN ASAM KARBOKSILAT

Ø Oksidasi alkohol primer

Ø Oksidasi alkil benzen

Ø Carbonasi Reagen Grignard

Ø Hidrolisin nitril

AMIDA

q Amida adalah turunan asam karboksilat, dimana gugus –OH digan-ti dengan –NH2 atau amoniak, dimana 1 H diganti dengan asil.

q Sifat fisika : zat padat kecuali formamida yang berbentuk cair, tak berwarna, suku-suku yang rendah larut dalam air, bereaksi kira-kira netral.

Struktur Amida : R – CONH2

PEMBUATAN AMIDA :

Ø Reaksi asam karboksilat dengan amoniak

Ø Garam amoniumamida dipanaskan

Ø Reaksi anhidrid asam dengan amponiak

PENGGUNAAN AMIDA :

ä Formamida berbentuk cair, sebagai pelarut.

ä Untuk identifikasi asam yang berbentuk cair.

ä Untuk sintesis nilon, ds.

ESTER

q Ester adalah turunan asam karboksilat, dimana gugus H pada –OH diganti dengan gugus R.

q Sifat fisika : berbentuk cair atau padat, tak berwarna, sedikit larut dalm H2O, kebanyakan mempunyai bau yang khas dan banyak terdapat di alam.

Struktut ester : R – COOR

PEMBUATAN ESTER :

Ø Reaksi alkohol dan asam karboksilat

Ø Reaksi asam klorida atau anhidrida

PENGGUNAAN ESTER :

ä Sebagai pelarut, butil asetat (pelarut dalam industri cat).

ä Sebagai zat wangi dan sari wangi.

Intel Core i7

Tanggal beredarnya prosesor terbaru dari jajaran ekstim Intel akhirnya terungkap. Sebelumnya, disebutkan Intel akan merilis

// // update dari prosesor Core i7 mereka yang fenomenal di kuartal kedua 2009.

Menurut informasi yang dikumpulan DigiTimes dari sejumlah produsen motherboard dan VIVAnews kutip, 23 Maret 2009, prosesor Core i7 975 dan 950 akan mulai muncul di pasaran tanggal 31 Mei 2009. Core i7 975 akan menjadi prosesor flagship alias prosesor andalan mereka yang memiliki kecepatan 3,33GHz.
Prosesor ini akan menggantikan Core i7 965 di peringkat teratas. Seri 975 juga diperkirakan akan menjadi prosesor Extreme Edition dan akan menggunakan standar harga 999 dolar AS per seribu unit pembelian. Menggantikan posisi i7 965.
Prosesor kedua, yakni Core i7 950 akan memiliki kecepatan 3,06GHz. Prosesor ini secara efektif menggantikan seri 940 yang bekerja di frekuensi 2,93GHz. Harganya juga sama “terjangkaunya” dengan Core i7 940 yakni di 562 dolar AS per seribu unit pembelian.
Selain menghadirkan prosesor segmen ultimate, Intel juga menyediakan update pada jajaran prosesor mainstream Core 2 mereka. Seri quad core Q8400 akan hadir dalam versi reguler dan S-series yang ditujukan untuk small form factor (SFF) PC. Keduanya memiliki kecepatan 2,66GHz dan juga beredar mulai 31 Mei.
Prosesor lainnya yang akan hadir di tanggal yang sama antara lain adalah Core 2 Duo E7600 di harga 133 dolar AS, Pentium Dual Core E6300, serta Celeron Dual Core E1600 masing-masing di harga 84 dan 53 dolar AS per seribu unit.

fungsi otak kanan,hipnotis atau indera keenam

APA YANG DIMAKSUD DENGAN KEKUATAN PIKIRAN?

Pernahkah anda mendengar dan menyaksikan bahwa pikiran manusia itu memiliki kekuatan yang sangat dahsyat? Mungkin anda akan berkata, “iya, sudah dalam filem-filem”. Tahukan anda bahwa kekuatan pikiran itu benar-benar ada dan bukan hanya sekedar isapan jempol belaka? Kekuatan pikiran adalah potensi terbesar yang terpendam dalam diri anda. Anda pasti sudah pernah menonton di telivisi bagaimana orang-orang tertentu yang mempunyai kekuatan khusus dapat menggunakan pikiran mereka untuk mengetahui pikiran orang lain, menebak angka-angka tersembunyi, memprediksi peristiwa yang akan terjadi, dan lain-lain yang berada di luar nalar manusia. Seperti orang yang menggunakan hypnotis, yang mereka lakukan adalah memanipulasi pikiran anda. Mungkin melihat hal-hal yang seperti kami sebutkan di atas anda mungkin akan berkata, “ah . . . itu kan cuma trik sulap” atau hal-hal sejenisnya. Anda perlu mengetahui bahwa orang-orang mempunyai kemampuan khusus seperti Deddy Corbuzier adalah orang-orang yang tahu bagaimana memanfaatkan potensi yang ada dalam diri mereka. Tahukah anda bahwa otak sebelah kanan anda menyimpan potensi terbesar anda? Pada otak bagian kananlah terdapat apa yang disebut “inner mind” (pikiran paling dalam) yang juga disebut “pikiran alam bawah sadar” (subconscious mind) atau “super sadar” (super conscious mind). Ada yang menyebutkan bahwa inilah yang sering disebut “roh” (spirit) dari manusia. Alam bawah sadar tidak pernah istirahat atau berhenti bekerja dalam kondisi apapun. Pikiran bawah sadar tidak dapat dipengaruhi oleh pengaruh narkoba, alkohol atau kondisi apapun. Bahkan dalam keadaan koma sekalipun otak bawah sadar tetap bekerja. Otak kiri atau pikiran obyektif akan istirahat ketika seseorang beristirahat tidur karena otak kiri bekerja melalui panca indra. Dan otak bawah sadar (bagian kanan) memiliki kemampuan yang sering disebut kemampuan “indra keenam”. Dengan kata lain setiap manusia memiliki indra keenam sejak lahir. Hanya saja sebagian besar manusia tidak tahu bagaimana mengaktifkannya. Selain itu, ternyata pikiran anda juga dapat meningkatkan kesuksesan, kebahagiaan, kekayaan dan kesehatan. Hal lain yang tidak kalah serunya adalah bahwa anda dapat menggunakan pikiran anda untuk mempengaruhi orang lain dari jarak jauh tanpa disadari oleh orang tersebut. Karena ternyata pikiran anda dapat berkomunikasi dengan pikiran orang lain. Pada jam tertentu setiap hari dan malam ada masa di mana pikiran anda dapat menjelajah berkomunikasi dan mempengaruhi orang lain. Pernakah anda bermimpi bertemu dengan orang-orang yang anda tidak pernah kenal? Atau pernakah anda bermimpi melakukan sesuatu yang anda belum pernah lakukan, atau…. pernakah anda bertemu dengan teman-teman, saudara atau kerabat dalam mimpi anda? Jika pernah. Ini adalah tandanya bahwa pikiran anda menjelajah. Bahkan pikiran anda dapat “melihat” apa yang terjadi ratusan yang lalu. Mengapa? Karena alam bawah sadar anda merekam semua peristiwa terjadi pada masa lampau. Kedengaran tidak masuk akal bukan? Nanti anda akan dapati bahwa apa yang kami sampaikan sudah dibuktikan secara ilmiah. Ternyata apa yang disebut “iman” atau “percaya” itu sangat erat kaitannya dengan fungsi “otak kanan” manusia di mana terdapat alam bawah sadar, yang sanggup mengerjakan apa saja yang anda percayai. Pikiran bawah sadar anda tidak pernah meragukan atau mempertanyakan berita yang dia terima, karena dia sifatnya irrasional dan tidak logis. Jika anda “percaya” bahwa anda dapat melakukan sesuatu yang luar biasa, keyakinan itu akan terekam dan itu yang akan selalu muncul sekalipun anda tidak sadari dan dia akan mengerjakan untuk anda apa yang anda inginkan.

MANFAAT KEDAHSYATAN KEKUATAN PIKIRAN

Anda dapat mempengaruhi pikiran orang lain melalui teknik Subjective Communication. Anda dapat membuat keputusan-keputusan seseorang atau institusi berpihak pada anda dengan menggunakan kekuatan pikiran melalui metode komunikasi subyektif. Bukan hanya itu kekutan pikiran anda dapat menjadikan anda seorang miliarder, tapi hanya jika anda tahu bagaimana caranya. Apa yang dapat anda dapat lakukan dengan kekuatan pikiran anda? Anda dapat melakukan: • Mempengaruhi Pikiran Orang Lain • Remote Viewing (membaca pikiran orang lain dan mengambil ide-idenya) atau juga bisa melihat apa yang terjadi pada masa lampau • Remote Influencing (mempengaruhi pikiran orang lain untuk melakukan kehendak kita) • Psychic/ESP (Indra ke-6) – kemampuan untuk mengetahui apa yang akan terjadi di masa yang akan datang atau melihat mahluk • Telepathy (merasakan/berkomunikasi jarak jauh) • Dll. Mungkin pernyataan di atas kedengaran tidak masuk akal. Tetapi itulah kenyataan. Rahasia ini hanya diketahui kurang lebih 1% penduduk bumi. Artinya rahasia ini masih tersembunyi dari 99% penduduk dunia. Ini adalah suatu fakta yang anda perlu ketahui. Seperti sudah disinggung di atas dan seperti yang kami alami ketika mempraktekan konsep dan teknik Subjective Communication ini kami merasakan manfaat yang luar biasa. Kami tidak pernah membayangkan betapa mudahnya mendapatkan yang kita inginkan. Kami merasa sangat beruntung dan diberikati Tuhan mendapatkan rahasia ini. Jika anda mempraktekannya hidup anda juga akan lebih baik dan lebih berkualitas. Dan anda akan mampu mempengaruhi pikiran orang lain untuk melakukan keinginan anda tanpa mereka menyadarinya. IV. MENGAPA ANDA MEMERLUKAN TEKNIK SUBJECTIVE COMMU NICATION? Mungkin anda bertanya: “apa sih manfaatnya buat saya”? Jika usaha anda selama ini belum mendatangkan hasil maksimal walaupun anda telah berusaha dengan cara-cara konvsional, sudah saatnya bagi anda untuk menggunakan teknik Subjective Communication untuk mencapai semua impian anda. Ingat! Fakta yang tidak pernah akan berubah dan diakui oleh semua manusia di muka bumi adalah

IKA ANDA INGIN BERHASIL ANDA MEMBUTUHKAN ORANG LAIN. ANDA TIDAK DAPAT HIDUP DAN SUKSES HANYA SEORANG DIRI.

Sifat Asam-Basa dari Oksida-Oksida Periode 3

Halaman ini membahas reaksi-reaksi oksida unsur-unsur periode 3 (dari natrium hingga klor) dengan air, dan dengan asam atau basa yang sesuai. Argon tidak dibahas karena tidak membentuk oksida.

Ringkasan

Oksida-oksida

Oksida-oksida yang akan kita bahas adalah:

Na2O MgO Al2O3 SiO2 P4O10 SO3 Cl2O7
P4O6 SO2 Cl2O

Kecenderungan dalam reaksi asam-basa

Kecenderungan dalam reaksi asam-basa ditunjukkan dalam berbagai reaksi, ringkasan sederhananya adalah sebagai berikut:

  • Kecenderungannya adalah oksida-oksida basa kuat terdapat pada sisi kiri dan oksida-oksida asam kuat pada sisi kanan, terpisahkan oleh oksida amfoter (aluminium oksida) di tengah. Oksida amfoter adalah oksida yang menunjukkan sifat-sifat asam sekaligus basa.

Dari kecenderungan sederhana ini, anda cukup melihat pada oksida tertinggi dari masing-masing unsur. Yaitu unsur-unsur pada baris pertama dari daftar di atas, dimana unsur tersebut berada pada keadaan oksidasi tertingginya yang dimungkinkan. Pola ini tidaklah sesederhana jika anda memasukkan oksida-oksida lain.

Semua reaksi ini diamati lebih rinci pada akhir halaman.

Sifat kimia dari masing-masing oksida

Natrium oksida

Natrium oksida merupakan oksida basa kuat yang sederhana. Bersifat basa karena mengandung ion oksida, O2-, yang merupakan basa yang sangat kuat dengan kecenderungan yang tinggi untuk bergabung dengan ion-ion hidrogen.

Reaksi dengan air

Natrium oksida bereaksi secara eksotermal dengan air dingin menghasilkan larutan natrium hidroksida. Tergantung pada konsentrasinya, larutan ini akan mempunyai pH di sekitar 14.

Reaksi dengan asam

Sebagai basa kuat, natrium oksida juga bereaksi dengan asam. Sebagai contoh, ia akan bereaksi dengan asam klorida encer untuk menghasilkan larutan natrium klorida.

Magnesium oksida

Magnesium oksida juga merupakan oksida basa sederhana, karena mengandung ion oksida juga. Namun demikian, sifat basanya tidak sekuat natrium oksida karena ion oksidanya tidak terlalu bebas.

Dalam contoh natrium oksida, padatan dipengaruhi bersama oleh daya tarik antara ion 1+ dan 2-. Dalam magnesium oksida, daya tarik yang ada adalah antara 2+ dan 2-. Ini memerlukan energi yang lebih untuk memecahnya.

Meskipun dipengaruhi oleh faktor-faktor lain (seperti pelepasan energi ketika ion positif menarik air pada bentuk larutannya), pengaruh dari hal ini adalah reaksi yang melibatkan magnesium oksida akan selalu kurang eksotermik daripada natrium oksida.

Reaksi dengan air

Jika anda mengocok beberapa serbuk putih magnesium oksida dengan air, tak ada sesuatu yang dapat diamati – tidak terlihat terjadinya reaksi. Namun demikian, jika anda menguji pH cairan tersebut, anda akan menemukan bahwa nilai pH-nya sekitar 9 – menunjukkan bahwa ia sedikit basa.

Harus ada sedikit reaksi dengan air untuk menghasilkan ion hidroksida dalam larutan. Beberapa magnesium hidroksida dibentuk pada reaksi itu, tetapi hampir tidak larut – dan juga tidak ada ion hidroksida pada larutan.

Reaksi dengan asam

Magnesium oksida berreaksi dengan asam seperti yang anda harapkan pada oksida logam sederhana. Sebagai contoh, ia bereaksi dengan asam klorida encer yang hangat untuk menghasilkan larutan magnesium klorida.

Aluminium oksida

Menjelaskan sifat-sifat aluminium oksida dapat menimbulkan kebingungan karena dapat berada pada beberapa bentuk yang berbeda. Salah satu bentuknya sangat tidak reaktif. Ini diketahui secara kimia sebagai alfa-Al2O3 dan dihasilkan pada temperatur tinggi.

Pada pembahasan ini kita memakai salah satu bentuk yang reaktif.

Aluminium oksida merupakan senyawa amfoter. Artinya dapat bereaksi baik sebagai basa maupun asam.

Reaksi dengan air

Aluminium oksida tidak dapat bereaksi secara sederhana dengan air seperti natrium oksida dan magnesium oksida, dan tidak larut dalam air. Walaupun masih mengandung ion oksida, tapi terlalu kuat berada dalam kisi padatan untuk bereaksi dengan air.

Reaksi dengan asam

Aluminium oksida mengandung ion oksida, sehingga dapat bereaksi dengan asam seperti pada natrium atau magnesium oksida. Artinya, sebagai contoh, aluminium oksida akan beraksi dengan asam klorida encer yang panas menghasilkan larutan aluminium klorida.

Dalam hal ini (dan sama dalam reaksi dengan asam yang lain), aluminium oksida menunjukkan sisi basa dari sifat amfoternya.

Reaksi dengan basa

Aluminium oksida juga dapat menunjukkan sifat asamnya, dapat dilihat dalam reaksi dengan basa seperti larutan natrium hidroksida.

Berbagai aluminat dapat terbentuk – senyawa dimana aluminium ditemukan dalam ion negatif. Hal ini mungkin karena aluminium memiliki kemampuan untuk membentuk ikatan kovalen dengan oksigen.

Pada contoh natrium, perbedaan elektronegativitas antara natrium dan oksigen terlalu besar untuk membentuk ikatan selain ikatan ionik. Tetapi elektronegativitas meningkat dalam satu periode – sehingga perbedaan elektronegativitas antara aluminium dan oksigen lebih kecil. Hal ini menyebabkan terbentuknya ikatan kovalen diantara keduanya.

Dengan larutan natrium hidroksida pekat yang panas aluminium oksida bereaksi menghasilkan larutan natrium tetrahidroksoaluminat yang tidak berwarna.

Silikon dioksida (silikon(IV) oksida)

Berikutnya anda mendapatkan silikon, terjadi kenaikan elektronegativitas sehingga perbedaan elektronegativitas antara silikon dan oksigen tidak cukup untuk membentuk ikatan ionik.

Silikon dioksida tidak mempunyai sifat basa – tidak mengandung ion oksida dan tidak bereaksi dengan asam. Sebaliknya, silikon dioksida merupakan asam yang sangat lemah, bereaksi dengan basa kuat.

Reaksi dengan air

Silikon dioksida tidak bereaksi dengan air, karena sulit memecah struktur kovalen yang besar.

Reaksi dengan basa

Silikon dioksida bereaksi dengan larutan natrium hidroksida yang panas dan pekat. Larutan natrium silikat yang tak berwarna akan terbentuk.

Anda mungkin terbiasa dengan satu reaksi yang terjadi pada ekstraksi besi dengan Blast Furnace – dimana kalsium oksida (dari batu kapur yang merupakan bahan mentah) bereaksi dengan silikon dioksida menghasilkan cairan slag, kalsium silikat. Ini merupakan sebuah contoh dari silikon dioksida asam yang bereaksi dengan basa.

Oksida-oksida fosfor

Kita akan membahas dua oksida fosfor, fosfor(III) oksida, P4O6, dan fosfor(V) oksida, P4O10.

Fosfor(III) oksida

Fosfor(III) oksida bereaksi dengan air dingin menghasilkan larutan asam lemah, H3PO3 – dikenal dengan asam fosfit, asam ortofosfit atau asam fosfonat. Reaksinya dengan air panas lebih rumit.

Asam murninya yang tak terionkan mempunyai struktur:

Hidrogen tidak dapat dilepaskan sebagai ion hingga anda menambahkan air ke dalam asam ini, bahkan kemudian tidak ada yang dilepaskan karena asam fosfit hanya asam lemah.

Asam fosfit mempunyai pKa 2.00 yang menjadikannya lebih kuat jika dibandingkan dengan asam organik pada umumnya seperti asam etanoat (pKa = 4.76).

Ini memungkinkan untuk mereaksikan fosfor(III) oksida secara langsung dengan basa, tetapi anda perlu mengetahui apa yang terjadi jika anda mereaksikan asam fosfit dengan basa.

Pada asam fosfit, dua atom hidrogen pada gugus -OH bersifat asam, tetapi yang lainnya bukan. Itu artinya anda akan mendapatkan dua kemungkinan reaksi, sebagai contoh, reaksi dengan larutan natrium hidroksida akan tergantung pada proporsi natrium hidroksida yang direaksikan.

Pada contoh pertama, hanya satu hidrogen yang bersifat asam yang bereaksi dengan ion hidroksida membentuk basa. Pada contoh kedua (menggunakan natrium hidroksida dua kali lebih banyak), kedua hidrogen bereaksi.

Fosfor(V) oksida

Fosfor(V) oksida bereaksi hebat dengan air menghasilkan larutan yang mengandung campuran asam, yang tergantung pada kondisinya. Kita biasanya hanya mempertimbangkan salah satunya, yaitu asam fosfor(V), H3PO4 – juga dikenal sebagai asam fosfat atau asam ortofosfat.

Asam ini dalam keadaan murni dan tak terionkan mempunyai struktur:

Asam(V) fosfor juga merupakan asam lemah dengan pKa 2.15. Hal itu membuatnya secara fraksional lebih lemah dari asam fosfit. Kedua larutan asam ini pada konsentrasi sekitar 1 mol dm-3 akan mempunyai pH sekitar 1.

Sekali lagi, anda tidak pernah mereaksikan oksida ini dengan basa, tetapi anda diharapkan mengetahui bagaimana asam fosfor(V) bereaksi dengan sesuatu seperti larutan natrium hidroksida.

Jika anda melihat kembali strukturnya, anda akan melihat ada 3 gugus -OH, dan masing-masing mempunyai atom hidrogen yang bersifat asam. Anda akan mendapatkan suatu reaksi dengan natrium hidroksida dalam tiga langkah, satu hidrogen akan bereaksi setelah hidrogen yang lain bereaksi dengan ion hidroksida.

Oksida-oksida sulfur

Kita akan membahas sulfur dioksida, SO2, dan sulfur trioksida, SO3.

Sulfur dioksida

Sulfur dioksida sedikit larut dalam air, bereaksi dengan air menghasilkan larutan asam sulfit (asam sulfur(IV)), H2SO3. Ini hanya ada dalam bentuk larutan, usaha untuk mengisolasinya hanya akan mendapatkan sulfur dioksida kembali.

Asam ini jika tak terionkan mempunyai struktur:

Asam sulfit juga merupakan asam lemah dengan pKa sekitar 1,8 – sangat sedikit lebih kuat dibandingkan dua jenis asam dari fosfor di atas. Adalah masuk akal jika larutan pekat asam sulfit juga mempunyai pH sekitar 1.

Sulfur dioksida juga akan bereaksi secara langsung dengan basa seperti larutan natrium hidroksida. Jika gas sulfur dioksida dimasukkan ke dalam larutan natrium hidroksida, pada awalnya terbentuk larutan natrium sulfit kemudian diikuti dengan terbentuknya natrium hidrogensulfit jika sulfur dioksidanya berlebih.

Reaksi lain yang penting dari sulfur dioksida adalah dengan basa kalsium oksida membentuk kalsium sulfit (kalsium sulfur(IV)). Ini merupakan inti dari salah satu metode penghilangan sulfur dioksida dari gas buang pada pembangkit energi.

Sulfur trioksida

Sulfur trioksida bereaksi hebat dengan air menghasilkan kabut dari embun asam sulfat pekat.

Asam sulfat murni yang tak terionkan memiliki struktur:

Asam sufat merupakan asam kuat, dan secara umum larutannya mempunyai pH sekitar 0.

Asam sulfat bereaksi dengan air menghasilkan ion hidroksonium (ion hidrogen dalam larutan) dan ion hidrogensulfat. Reaksi ini 100 % sempurna.

Hidrogen kedua lebih sulit untuk dihilangkan. Faktanya ion hidrogensulfat merupakan asam yang relatif lemah – kekuatan asamnya sama dengan asam-asam yang telah kita bahas pada halaman ini. Sekarang anda mendapatkan kesetimbangan:

Anda mungkin tidak memerlukan ini untuk pembahasan tingkat dasar, tetapi ini bermanfaat jika anda memahami alasan mengapa asam sulfat merupakan asam yang lebih kuat dari asam sulfit. Anda dapat menerapkan alasan yang sama untuk asam yang lain yang anda temukan pada halaman ini.

Ketika gugus -OH kehilangan satu ion hidrogen, muatan negatif yang ada pada oksigen tersebar (terdelokalisasi) ke seluruh ion melalui interaksi dengan oksigen-oksigen ikatan rangkap dua.

Hal ini mengarahkan pada anda bahwa delokalisasi yang lebih banyak akan anda dapatkan – dengan delokalisasi yang lebih banyak, ion yang lebih stabil akan terbentuk. Ion yang lebih stabil kurang disukai untuk bergabung kembali dengan ion hidrogen untuk kembali ke bentuk asam yang tak terionkan.

Asam sulfit hanya mempunyai satu oksigen ikatan rangkap dua, sedangkan asam sulfat mempunyai dua – itu menjadikan delokalisasinya lebih efektif, ion menjadi lebih stabil, dan menghasilkan asam yang lebih kuat.

Asam sulfat, tentu saja, dapat bereaksi sebagaimana reaksi-reaksi asam kuat yang telah anda kenal dari awal pelajaran kimia. Sebagai contoh, reaksi normal dengan larutan natrium hidroksida membentuk larutan natrium sulfat – dimana kedua hidrogen yang bersifat asam bereaksi dengan ion hidroksida.

Secara prinsip, anda dapat juga memperoleh larutan natrium hidrogensulfat dengan menggunakan natrium hidroksida setengahnya yang bereaksi hanya dengan satu dari dua hidrogen yang bersifat asam yang ada pada asam sulfat. Dalam praktek, saya pribadi tidak pernah melakukannya – untuk saat ini saya tidak dapat menjelaskannya!

Sulfur trioksida sendiri akan bereaksi secara langsung dengan basa membentuk sulfat. Sebagai contoh, reaksi dengan kalsium oksida membentuk kalsium sulfat. Ini seperti reaksi dengan sulfur dioksida yang telah dijelaskan di atas.

Oksida-oksida klor

Klor membentuk beberapa oksida, tetapi hanya dua yang disebutkan pada silabus untuk tingkat A di UK yaitu klor(VII) oksida, Cl2O7, dan klor(I) oksida, Cl2O. Klor(VII) oksida juga dikenal sebagai dikloro heptoksida, dan klor(I) oksida dikenal sebagai dikloro monoksida.

Klor(VII) oksida

Klor(VII) oksida merupakan oksida tertinggi dari klor – klor mempunyai tingkat oksidasi maksimum +7. Ini merupakan kelanjutan dari kecenderungan oksida tertinggi pada unsur periode 3 untuk membentuk asam yang lebih kuat.

Klor(VII) oksida bereaksi degan air menghasilkan asam yang sangat kuat, asam klor(VII) – dikenal juga sebagai asam perklorat. pH larutan secara umum sama dengan asam sulfat, yaitu sekitar 0.

Asam klor(VII) yang tak terionkan mempunyai struktur:

Ketika ion klor(VII) (ion perklorat) terbentuk oleh hilangnya ion hidrogen (ketika bereaksi dengan air, sebagai contoh), muatan dapat terdelokalisasi ke tiap atom oksigen dalam ion. Hal itu membuatnya sangat stabil, dan artinya bahwa asam klor(VII) sangat kuat.

Asam klor(VII) bereaksi dengan larutan natrium hidroksida membentuk larutan natrium klor(VII).

klor(VII) oksida sendiri juga bereaksi dengan larutan natrium hidroksida menghasilkan produk yang sama.

Klor(I) oksida

Klor(I) oksida kurang bersifat asam dibanding klor(VII) oksida. Klor(I) oksida bereaksi dengan air sampai batas tertentu menghasilkan asam klor(I), HOCl – dikenal juga sebagai asam hipoklorit.


Catatan: anda mungkin juga menemukan asam klor(I) ditulis sebagai HClO. Bentuk yang kita gunakan disini lebih akurat karena menggambarkan bagaimana atom-atom bergabung.


Struktur asam klor(I) sama seperti yang ditunjukkan oleh rumusnya, HOCl. Asam ini tidak memiliki oksigen dengan ikatan rangkap dua, dan tidak ada delokalisasi muatan jika ion negatif terbentuk oleh hilangnya hidrogen.

Itu artinya bahwa ion negatif yang terbentuk sangat tidak stabil, dan dengan segera menarik kembali hidrogennya untuk kembali membentuk asam. Asam klor(I) merupakan asam yang sangat lemah (pKa = 7.43).

Asam klor(I) bereaksi dengan natrium hidroksida menghasilkan natrium klor(I) (natrium hipoklorit).

Klor(I) oksida juga bereaksi secara langsung dengan natrium hidroksida menghasilkan produk yang sama.

Sifat-Sifat Hidroksida Periode 3

Halaman ini menjelaskan secara singkat tentang sifat-sifat kimia “hidroksida” unsur-unsur periode 3 dari natrium hingga klor dalam satu periode.

Ringkasan

Natrium dan magnesium hidroksida

Keduanya mengandung ion hidroksida, dan merupakan hidroksida basa sederhana.

Aluminium hidroksida

Aluminium hidroksida, seperti halnya aluminium oksida, bersifat mfoter – memiliki sifat basa sekaligus asam.

“Hidroksida-hidroksida” lain

Semuanya mempunyai gugus -OH yang berikatan kovalen dengan atom dari periode 3. Semua senyawa ini bersifat asam – berkisar dari asam silikat yang sangat lemah (salah satu yang ditunjukkan di bawah) sampai asam sulfat dan asam klor(VII) yang sangat kuat.

Ada asam-asam yang lain (juga mengandung gugus -OH) yang dibentuk oleh unsur-unsur ini, tetapi berada dalam bentuk oksidasi tertingginya.

Menambahkan beberapa detail

Natrium dan magnesium hidroksida

Keduanya bersifat basa karena mengandung ion-ion hidroksida – suatu basa kuat.

Keduanya bereaksi dengan asam membentuk garam. Sebagai contoh, dengan asam klorida encer, anda mendapatkan larutan natrium klorida yang tak berwarna atau magnesium klorida.

Aluminium hidroksida

Aluminium hidroksida merupakan senyawa amfoter.

Seperti natrium atau magnesium hidroksida, akan bereaksi dengan asam. Ini menunjukkan sisi sifat basanya.

Dengan asam klorida encer, terbentuk larutan aluminium klorida yang tak berwarna.

Tetapi aluminium hidroksida juga mempunyai sifat asam. Dalam hal ini akan bereaksi dengan larutan natrium hidroksida menghasilkan larutan natrium tetrahidroksoaluminat yang tak berwarna.

“Hidroksida-hidroksida” lain

Sedikit mengingatkan apa yang kita bahas di sini:

Tidak ada yang tidak mengandung ion hidroksida. Pada masing-masing contoh gugus -OH berikatan kovalen dengan unsur periode 3, dan ada kemungkinan hidrogen pada gugus -OH ditarik oleh basa. Dengan kata lain, semua senyawa ini merupakan asam.

Tetapi kekuatannya bervariasi:

  • Asam ortosilikat merupakan asam yang sangat lemah.
  • Asam fosfor(V) merupakan asam lemah – meskipun sedikit lebih kuat daripada asam organik sederhana seperti asam etanoat.
  • Asam sulfat dan asam klor(VII) merupakan asam yang sangat kuat.

Faktor utama dalam menentukan kekuatan asam adalah seberapa stabil anionnya (ion negatif) jika satu hidrogen dilepaskan. Ini tergantung pada seberapa banyak muatan negatif dapat disebarkan di sekitar ion yang tersisa.

Jika seluruh muatan negatif berada pada atom oksigen dari gugus -OH, oksigen akan menarik kembali ion hidrogen. Ion hidrogen yang telah dilepaskan akan dengan mudah diambil kembali dan menjadi asam yang lemah.

Pada bagian lain, jika muatan dapat disebarkan (terdelokalisasi) ke seluruh bagian ion, ion tidak akan menarik kembali hidrogen dengan mudah. Asam akan menjadi kuat.

Kemungkinan, muatan negatif terdelokalisasi oleh interaksi dengan oksigen ikatan rangkap dua.

Sebagai contoh, pada asam klor(VII), ion yang dihasilkan adalah ion klor(VII) (juga dikenal sebagai ion perklorat), ClO4.

Struktur ionnya tidak tetap seperti ini:

Muatan negatif terdelokalisasi ke seluruh ion, dan semua ikatan klor-oksigen adalah sama.

Ketika asam sulfat kehilangan satu ion hidrogen dan membentuk ion hidrogensulfat, HSO4, muatan dapat disebarkan ke ketiga oksigen (satu yang asli dengan muatan negatif, dan dua ikatan rangkap dua sulfur-oksigen). Ini masih merupakan delokalisasi yang efektif, dan asam sulfat hampir sekuat asam klor(VII).


Catatan: asam sulfat, tentu saja, dapat kehilangan ion hidrogen kedua dari gugus -OH dan membentuk ion sulfat. Bagaimanapun, itu sedikit sulit. Jika anda kehilangan hidrogen kedua, anda dapat menggunakan keempat oksigen untuk delokalisasi muatan – tetapi sekarang anda mendelokalisasikan dua muatan negatif bukan hanya satu. Ion hidrogen sulfat bukanlah asam kuat. Kekuatannya sama dengan asam fosfor(V).


Asam fosfor(V) merupakan asam yang lebih lemah daripada asam sulfat karena ia hanya mempunyai satu ikatan rangkap fosfor-oksigen yang dapat digunakan untuk membantu delokalisasi muatan pada ion yang terbentuk dengan hilangnya satu ion hidrogen – jadi muatan pada ion itu kurang terdelokalisasi secara efektif.

Pada asam ortosilikat, tidak ada ikatan rangkap silikon-oksigen untuk mendelokalisasikan muatan. Itu artinya ion yang terbentuk oleh hilangnya ion hidrogen tidak stabil, dan akan merebut kembali hidrogennya.

Cari Artikel

Sifat-Sifat Klorida Unsur Periode 3

Halaman ini membahas struktur klorida unsur periode 3 (natrium sampai sulfur), sifat-sifat fisikanya dan reaksinya dengan air.

Klor dan argon tidak dibahas – tidak ada artinya kita membahas “kloro klorida”, dan argon tidak dibahas karena tidak membentuk klorida.

Ringkasan

Klorida

Klorida yang akan dibahas adalah:

NaCl MgCl2 AlCl3 SiCl4 PCl5 S2Cl2
PCl3

Ada tiga klorida sulfur, tetapi hanya satu yang disebutkan berdasarkan silabus di UK (untuk tingkat A atau yang sederajat) yaitu S2Cl2.

Seperti yang akan anda lihat nanti, aluminium klorida dalam beberapa kondisi berupa dimer, Al2Cl6.

Struktur

Natrium klorida dan magnesium klorida merupakan molekul ionik (berikatan ion) dan terdiri dari kisi-kisi ion raksasa pada temperatur kamar.

Aluminium klorida dan fosfor(V) klorida rumit! Keduanya mengalami perubahan struktur dari ionik menjadi kovalen pada saat padatannya berubah menjadi cair atau uap. Ada penjelasan mengenai hal ini pada halaman berikutnya.

Titik leleh dan titik didih

Natrium dan magnesium klorida merupakan padatan dengan titik leleh dan titik didih yang tinggi karena banyaknya panas yang dibutuhkan untuk memecah daya tarik ionik yang kuat.

Sisanya (selain natrium dan magnesium klorida) merupakan cairan atau padatan dengan titik leleh yang rendah. Kita lewati aluminium klorida dan fosfor(V) klorida yang cukup rumit, molekul yang lain mempunyai daya tarik intermolekuler yang lebih lemah seperti gaya dispersi van der Waals. Hal ini mengubah ketergantungan pada ukuran dan bentuk molekul, tetapi akan selalu jauh lebih lemah dari ikatan ionik.

Konduktivitas elektrik

Natrium dan magnesium klorida merupakan molekul ionik dan leburannya dapat mengalami elektrolisis pada saat meleleh. Sifat listriknya disebabkan oleh gerakan ion-ion dan muatannya pada elektroda.

Pada contoh aluminium klorida dan fosfor(V) klorida, padatannya tidak dapat menghantarkan listrik karena ion-ionnya tidak dapat bergerak bebas. Dalam bentuk cair (bentuk ini dapat diperoleh – keduanya menyublim pada tekanan normal), keduanya berubah menjadi bentuk kovalen, yang juga tidak menghantarkan listrik.

Klorida-klorida yang lain tidak dapat menghantarkan listrik baik sebagai padatan maupun leburan karena tidak memiliki ion ataupun elektron yang dapat bergerak.

Reaksi dengan air

Sebagai perkiraan, klorida ionik sederhana (natrium dan magnesium klorida) larut dalam air.

Klorida-klorida lain bereaksi dengan air dengan berbagai cara yang masing-masing akan dijelaskan. Reaksi dengan air dikenal dengan hidrolisis.

Masing-masing klorida

Natrium klorida, NaCl

Natrium klorida merupakan senyawa ionik sederhana yang terdiri dari susunan raksasa ion natrium dan klorida.

Gambaran kecil dari kisi natrium klorida terlihat seperti ini:

Secara normal dapat digambarkan dalam bentuk pecahan:

Daya tarik yang kuat antara ion positif dan negatif memerlukan banyak energi panas untuk memecahnya, sehingga natrium klorida memiliki titik leleh dan titik didih yang tinggi.

Natrium klorida dalam bentuk padatan tidak dapat menghantarkan listrik karena tidak memiliki elektron dan ion-ion yang dapat bergerak bebas. Namun demikian lelehannya dapat mengalami elektrolisis.

Natrium klorida mudah larut dalam air menghasilkan larutan netral.

Magnesium klorida, MgCl2

Magnesium klorida juga merupakan senyawa ionik, tetapi dengan pengaturan ion-ion yang lebih rumit karena jumlah ion kloridanya dua kali lebih banyak dari ion magnesium.

Sama dengan natrium klorida, panas yang dibutuhkan untuk mengatasi daya tarik diantara ion-ion juga besar, sehingga titik leleh dan titik didihnya juga tinggi.

Magnesium klorida padat bukan konduktor listrik karena ion-ionnya tidak bergerak bebas. Namun demikian, dapat mengalami elektrolisis jika ion-ionnya menjadi bebas karena meleleh.

Magnesium klorida larut dalam air menghasilkan larutan asam lemah (pH = kira-kira 6).

Jika ion magnesium dipecah dari kisi padatannya dan berubah menjadi larutan, ada daya tarik yang cukup antara ion-ion 2+ dan molekul air untuk membentuk ikatan koordinasi (kovalen dativ) antara ion magnesium dan pasangan elektron bebas di sekitar molekul air.

Ion heksaakuamagnesium terbentuk, [Mg(H2O)6]2+.

Ion ini bersifat asam – tingkat keasamannya tergantung pada berapa banyak elektron dalam molekul air yang didorong ke arah logam sebagai ion pusat. Hidrogen menjadi lebih positif dan lebih mudah ditarik oleh basa.

Pada contoh magnesium, banyaknya perubahan sangat kecil, dan hanya dalam proporsi yang kecil dari atom hidrogen yang diambil oleh basa – pada contoh ini, oleh molekul air dalam larutan.


Catatan: alasan penanda warna adalah untuk mencoba menghindari kekeliruan antara molekul air yang menempel pada ion dengan molekul air dalam larutan.


Keberadaan ion hidroksonium dalam larutan menyebabkannya terlalu asam. Faktanya ion-ion hidroksonium itu tidak terbentuk (posisi kesetimbangan bergeser ke kiri), artinya larutan hanya sebagai asam lemah.

Anda dapat juga mengubah persamaan terakhir dalam bentuk yang disederhanakan:

Ion-ion hidrogen dalam larutan merupakan ion-ion hidroksonium. Jika anda menggunakan bentuk ini, perlu dituliskan bentuk/wujudnya.

Aluminium klorida, AlCl3

Elektronegativitas meningkat dalam satu periode, sampai pada aluminium perbedaan elektronegativitas antara aluminium dan klorida tidak cukup untuk membentuk ikatan ion sederhana.

Menjadi lebih sulit karena struktur aluminium klorida berubah dengan naiknya temperatur.

Pada temperatur kamar, aluminium dalam aluminium klorida berkoordinasi 6. Artinya tiap aluminium dikelilingi oleh 6 klor. Strukturnya merupakan kisi ionik – meskipun dengan banyak karakter kovalen.

Pada tekanan atmosfer normal, aluminium klorida menyublim (berubah dari padat menjadi uap) pada sekitar 180°C. Jika tekanan dinaikkan 2 atmosfer, akan meleleh pada temperatur 192°C.

Kedua temperatur tersebut, tentu saja, sangat tidak tepat untuk senyawa ionik – terlalu rendah. Daya tarik antar molekulnya lemah – tidak sekuat daya tarik antar ion.

Koordinasi aluminium berubah pada temperatur ini. Berubah menjadi koordinasi 4 – tiap aluminium dikelilingi 4 klor bukan 6.

Yang terjadi adalah berubahnya kisi awal menjadi molekul Al2Cl6. Jika anda telah membaca halaman pada ikatan koordinasi yang telah disebutkan di atas, anda akan mendapatkan strukturnya sebagai berikut:

Perubahan ini artinya, tentu saja, anda telah kehilangan semua karakter ionik – yang menjelaskan mengapa aluminium klorida menguap atau meleleh (tergantung pada tekanannya).

Terdapat kesetimbangan antara dimer-dimer dan molekul sederhana AlCl3. Jika temperatur naik lebih jauh lagi, posisi kesetimbangan bergeser lebih ke kanan.

Ringkasan

  • Pada temperatur kamar, aluminium klorida padat mempunyai kisi ionik dengan banyak karakter kovalen.
  • Pada temperatur sekitar 180 – 190°C (tergantung pada tekanannya), aluminium klorida berubah menjadi bentuk molekul, Al2Cl6. Ini menyebabkannya meleleh atau menguap karena daya tarik intermolekulernya melemah.
  • Dengan sedikit kenaikan temperatur akan pecah menjadi molekul sederhana AlCl3.

Aluminium klorida padat tidak menghantarkan listrik pada suhu kamar karena ion-ionnya tidak bergerak bebas. Leburan aluminium klorida (hanya mungkin dengan menaikkan tekanan) tidak menghantarkan listrik karena tidak adanya ion.

Reaksi aluminium klorida dengan air menarik. Jika anda meneteskan air pada aluminium klorida padat, anda mendapatkan reaksi yang hebat menghasilkan awan dari uap gas hidrogen klorida.

Jika anda menambahkan aluminium klorida padat ke dalam air yang berlebih, ini masih belum jelas, selain menghasilkan gas hidrogen klorida, anda mendapatkan terbentuknya larutan asam. Suatu larutan aluminium klorida pada konsentrasi normal (sekitar 1 mol dm-3, sebagai contoh) akan mempunyai pH sekitar 2 -3. Larutan yang lebih pekat pH-nya akan lebih rendah lagi.

Aluminium klorida bereaksi dengan air lebih dari sekedar larut. Pada contoh pertama, ion heksaakuaaluminium terbentuk bersama dengan ion klorida.

Anda akan melihat bahwa hal ini sama dengan persamaan magnesium klorida yang diberikan di atas – perbedaannya hanya pada muatan ionnya.

Muatan tambahan itu mendorong elektron dari molekul air tertarik oleh aluminium dengan kuat. Yang menyebabkan hidrogen lebih positif dan lebih mudah dihilangkan dari ion. Dengan kata lain, ion ini lebih asam dibandingkan pada magnesium.

Kesetimbangan ini (yang manapun yang anda tulis) lebih cenderung ke kanan, dan larutan yang terbentuk lebih asam – ada ion hidroksonium yang lebih banyak.

Atau, lebih sederhananya:

Hidrogen klorida tidak dapat terbentuk jika tidak ada air yang cukup.

Semua itu terjadi karena panas yang dihasilkan oleh reaksi dan konsentrasi larutan yang terbentuk, ion hidrogen dan ion klorida pada campuran bergabung sebagai molekul hidrogen klorida yang berupa gas. Dengan air yang sangat berlebih, temperatur tidak akan terlalu tinggi untuk terjadinya hal tersebut – ion-ion tetap berada dalam larutan.

Silikon tetraklorida, SiCl4

Silikon tetraklorida merupakan kovalen klorida sederhana. Perbedaan elektronegativitas antara silikon dan klor tidak cukup untuk membentuk ikatan ion.

Pada temperatur kamar silikon tetraklorida berupa cairan yang tak berwarna yang berubah menjadi gas dalam udara lembab. Daya tarik antar molekul yang ada hanya gaya dispersi van der Waals.

Silikon tetraklorida tidak menghantarkan listrik karena tidak memiliki ion atau elektron yang dapat bergerak.

Pada udara yang lembab membentuk gas karena bereaksi dengan air dari udara menghasilkan hidrogen klorida. Jika anda menambahkan air ke dalam silikon tetraklorida, ada reaksi yang hebat yang menghasilkan silikon dioksida dan gas hidrogen klorida. Pada air yang sangat berlebih, hidrogen klorida, pasti, akan terlarut menghasilkan larutan asam kuat yang mengandung asam korida.

Klorida-klorida fosfor

Ada dua klorida fosfor – fosfor(III) klorida, PCl3, dan fosfor(V) klorida, PCl5.

Fosfor(III) klorida (fosfor triklorida), PCl3

Senyawa ini merupakan klorida kovalen lain yang sederhana – juga berupa gas/asap cair pada temperatur kamar.

Senyawa ini merupakan cairan karena hanya ada gaya dispersi van der Waals dan daya tarik dipol-dipol diantara molekul-molekulnya. Tidak dapat menghantarkan listrik karena tidak memiliki ion atau elektron yang dapat bergerak.

Fosfor(III) klorida bereaksi hebat dengan air. Anda akan mendapatkan asam fosfit, H3PO3, dan gas hidrogen klorida (atau larutan yang mengandung asam klorida jika digunakan air dalam jumlah banyak).

Fosfor(V) klorida (fosfor pentaklorida), PCl5

Sayang sekali, struktur fosfor(V) klorida lebih rumit.

Fosfor(V) klorida merupakan padatan putih yang menyublim pada 163°C. Pada temperatur yang lebih tinggi lagi, lebih banyak fosfor(V) klorida yang terdissosiasi (terpecah secara reversibel) menghasilkan fosfor(III) klorida dan klor.

Fosfor(V) klorida padat mengandung ion – inilah mengapa fosfor(V) klorida berwujud padat pada temperatur kamar. Pembentukan ion melibatkan dua molekul PCl5.

Ion klorida beralih dari molekul awal yang satu ke molekul awal lainnya, menghasilkan ion positif, [PCl4]+, dan ion negatif, [PCl6].

Pada 163°C, fosfor(V) klorida berubah menjadi bentuk molekul sederhana yang mengandung molekul PCl5. Karena diantara keduanya hanya ada gaya dispersi van der Waals, maka molekul menguap.

Fosfor(V) klorida padat tidak menghantarkan listrik karena ion-ionnya tidak bergerak bebas.

Fosfor(V) klorida bereaksi hebat dengan air menghasilkan gas hidrogen klorida. Seperti klorida kovalen lain, jika terdapat cukup air, ia akan terlarut menghasilkan larutan yang mengandung asam klorida.

Reaksi terjadi dalam dua langkah. Pertama, dengan air dingin, dihasilkan fosfor oksiklorida, POCl3, dengan HCl.

Jika air mendidih, fosfor(V) klorida bereaksi lebih lanjut menghasilkan asam fosfor(V) dan lebih banyak HCl. Asam fosfor(V) juga dikenal sebagai asam fosfat atau asam ortofosfat.

Keseluruhan persamaan pada air mendidih hanya kombinasi dari ini:

Disulfur diklorida, S2Cl2

Disulfur diklorida merupakan salah satu dari tiga klorida sulfur, hanya satu yang dibahas pada silabus tingkat A di UK. Disulfur diklorida merupakan salah satu senyawa yang terbentuk ketika klor bereaksi dengan sulfur panas.

Disulfur diklorida merupakan cairan kovalen sederhana – oranye dan berbau tak sedap!

Bentuk ini sulit untuk digambarkan dengan pasti! Semua atom bergabung dalam suatu garis – tetapi terpilin:

Alasan untuk menggambarkan bentuknya adalah untuk memberikan gambaran tentang daya tarik intermolekuler yang mungkin. Pada molekul tidak ada bidang simetri dan itu artinya molekul akan memiliki keseluruhan dipol permanen.

Bentuk cairnya akan memiliki gaya dispersi van der Waals dan daya-tarik dipol-dipol.

Dalam disulfur diklorida tidak ada ion-ion dan elektron yang dapat bergerak/berpindah – sehingga tidak dapat menghantarkan listrik.

Disulfur diklorida bereaksi lambat dengan air menghasilkan hidrogen sulfida dan berbagai sulfur – mengandung asam dan anion (ion negatif).

Hukum Kesetimbangan

Hukum Guldberg dan Wange:

Dalam keadaan kesetimbangan pada suhu tetap, maka hasil kali konsentrasi zat-zat hasil reaksi dibagi dengan hasil kali konsentrasi pereaksi yang sisa dimana masing-masing konsentrasi itu dipangkatkan dengan koefisien reaksinya adalah tetap.

Pernyataan tersebut juga dikenal sebagai hukum kesetimbangan.
Untuk reaksi kesetimbangan: a A + b B  ↔   c C + d D maka:

Kc = (C)c x (D)d / (A)a x (B)b

Kc adalah konstanta kesetimbangan yang harganya tetap selama suhu tetap.

BEBERAPA HAL YANG HARUS DIPERHATIKAN

Jika zat-zat terdapat dalam kesetimbangan berbentuk padat dan gas yang dimasukkan dalam, persamaan kesetimbangan hanya zat-zat yang berbentuk gas saja sebab konsentrasi zat padat adalah tetap den nilainya telah terhitung dalam harga Kc itu.Contoh: C(s) + CO2(g)  ↔  2CO(g)
Kc = (CO)2 / (CO2)Jika kesetimbangan antara zat padat dan larutan yang dimasukkan dalam perhitungan Kc hanya konsentrasi zat-zat yang larut saja.Contoh: Zn(s) + Cu2+(aq)  ↔   Zn2+(aq) + Cu(s)
Kc = (Zn2+) / (CO2+)Untuk kesetimbangan antara zat-zat dalam larutan jika pelarutnya tergolong salah satu reaktan atau hasil reaksinya maka konsentrasi dari pelarut itu tidak dimasukkan dalam perhitungan Kc.Contoh: CH3COO(aq) + H2O(l)  ↔   CH3COOH(aq) + OH(aq)
Kc = (CH3COOH) x (OH) / (CH3COO)

Contoh soal:

1. Satu mol AB direaksikan dengan satu mol CD menurut persamaan reaksi:

AB(g) + CD(g) AD(g) + BC(g)

Setelah kesetimbangan tercapai ternyata 3/4 mol senyawa CD berubah menjadi AD dan BC. Kalau volume ruangan 1 liter, tentukan tetapan kesetimbangan untuk reaksi ini !

Jawab:

Perhatikan reaksi kesetimbangan di atas jika ternyata CD berubah (bereaksi) sebanyak 3/4 mol maka AB yang bereaksi juga 3/4 mol (karena koefsiennya sama).
Dalam keadaan kesetimbangan:

(AD) = (BC) = 3/4 mol/l
(AB) sisa = (CD) sisa = 1 – 3/4 = 1/4 n mol/l

Kc = [(AD) x (BC)]/[(AB) x (CD)] = [(3/4) x (3/4)]/[(1/4) x (1/4)] = 9

2. Jika tetapan kesetimbangan untuk reaksi:

A(g) + 2B(g) 4C(g)

sama dengan 0.25, maka berapakah besarnya tetapan kesetimbangan bagi reaksi:
2C(g)  ↔   1/2A(g) + B(g)

Jawab:

– Untuk reaksi pertama: K1 = (C)4/[(A) x (B)2] = 0.25
– Untuk reaksi kedua : K2 = [(A)1/2 x (B)]/(C)2
– Hubungan antara K1 dan K2 dapat dinyatakan sebagai:
K1 = 1 / (K2)2 ↔   K2 = 2

Pergeseran Kesetimbangan

Azas Le Chatelier menyatakan: Bila pada sistem kesetimbangan diadakan aksi, maka sistem akan mengadakan reaksi sedemikian rupa sehingga pengaruh aksi itu menjadi sekecil-kecilnya.

Perubahan dari keadaan kesetimbangan semula ke keadaan kesetimbangan yang baru akibat adanya aksi atau pengaruh dari luar itu dikenal dengan pergeseran kesetimbangan.

Bagi reaksi:

A  +  B   ↔   C  +  D

KEMUNGKINAN TERJADINYA PERGESERAN

1. Dari kiri ke kanan, berarti A bereaksi dengan B memhentuk C dan D, sehingga jumlah mol A dan Bherkurang, sedangkan C dan D bertambah.

2.Dari kanan ke kiri, berarti C dan D bereaksi membentuk A dan B. sehingga jumlah mol C dan Dherkurang, sedangkan A dan B bertambah.

FAKTOR-FAKTOR YANG DAPAT MENGGESER LETAK KESETIMBANGAN ADALAH :

a. Perubahan konsentrasi salah satu zat
b. Perubahan volume atau tekanan
c. Perubahan suhu

A. PERUBAHAN KONSENTRASI SALAH SATU ZAT

Apabila dalam sistem kesetimbangan homogen, konsentrasi salah satu zat diperbesar, maka kesetimbangan akan bergeser ke arah yang berlawanan dari zat tersebut. Sebaliknya, jika konsentrasi salah satu zat diperkecil, maka kesetimbangan akan bergeser ke pihak zat tersebut.

Contoh: 2SO2(g) + O2(g)  2SO3(g)

– Bila pada sistem kesetimbangan ini ditambahkan gas SO2, maka kesetimbangan akan bergeser ke kanan.
– Bila pada sistem kesetimbangan ini dikurangi gas O2, maka kesetimbangan akan bergeser ke kiri.

B. PERUBAHAN VOLUME ATAU TEKANAN

Jika dalam suatu sistem kesetimbangan dilakukan aksi yang menyebabkan perubahan volume (bersamaan dengan perubahan tekanan), maka dalam sistem akan mengadakan berupa pergeseran kesetimbangan.

Jika tekanan diperbesar = volume diperkecil, kesetimbangan akan bergeser ke arah jumlah Koefisien Reaksi Kecil.

Jika tekanan diperkecil = volume diperbesar, kesetimbangan akan bergeser ke arah jumlah Koefisien reaksi besar.

Pada sistem kesetimbangan dimana jumlah koefisien reaksi sebelah kiri = jumlah koefisien sebelah kanan, maka perubahan tekanan/volume tidak menggeser letak kesetimbangan.

Contoh:

N2(g) + 3H2(g)  2NH3(g)

Koefisien reaksi di kanan = 2
Koefisien reaksi di kiri = 4

  • Bila pada sistem kesetimbangan tekanan diperbesar (= volume diperkecil), maka kesetimbangan akan bergeser ke kanan.
  • Bila pada sistem kesetimbangan tekanan diperkecil (= volume diperbesar), maka kesetimbangan akan bergeser ke kiri.

C. PERUBAHAN SUHU

Menurut Van’t Hoff:

  • Bila pada sistem kesetimbangan subu dinaikkan, maka kesetimbangan reaksi akan bergeser ke arah yang membutuhkan kalor (ke arah reaksi endoterm).
  • Bila pada sistem kesetimbangan suhu diturunkan, maka kesetimbangan reaksi akan bergeser ke arah yang membebaskan kalor (ke arah reaksi eksoterm).

Contoh:

2NO(g) + O2(g) 2NO2(g) ; DH = -216 kJ

Jika suhu dinaikkan, maka kesetimbangan akan bergeser ke kiri.

Jika suhu diturunkan, maka kesetimbangan akan bergeser ke kanan.

belajarrrr…belajar,,,,,,,,semangka

cara baru atasi obesitas!.

ls_brownfat Akhir-akhir ini, para peneliti telah  menemukan cara untuk mengatasi  obesitas dan diabetes, dua penyakit yang  disebabkan karena terlalu banyak  mengkonsumsi makanan yang manis-  manis  atau yang mengandung glukosa.  Dengan  menggunakan lemak coklat yang  berasal  dari kulit untuk pembakaran  kalori, maka setidaknya dapat mengurangi  kalori yang berlebihan di dalam tubuh  penderita obesitas.

Seperti yang dipublikasikan pada Nature  Report tanggal 29 Juli, para peneliti tersebut mempublikasikan bahwa satu cara untuk mengatasi obesitas dan ketidakteraturan metabolisme seperti diabetes dengan cara membakar sekumpulan dari kalori pembakaran sel-sel lemak coklat.

Francesco Celi, seorang Endokrinologist di Institut Nasional Diabetes dan Digestive serta sakit ginjal di Bethesda, Maryland., mengatakan, “Jaringan lemak coklat datang di garis terdepan untuk mengatasi masalah obesitas karena dapat melakukan pembakaran kalori”

Dia juga menuturkan, penelitian mungkin saja mengungkap kemungkinan pengaktifan lemak coklat, namun tubuh juga bisa saja mencari cara untuk mengkompensasikan agar makan lebih banyak.

Seperti yang diketahui selama ini, lemak coklat digunakan untuk menghangatkan bayi saat baru lahir pada suhu dingin.  Dengan temuan ini membuat peneliti berpikir bahwa untuk melawan kegemukan adalah dengan cara meningkatkan jumlah dan aktivitas dari penyimpanan lemak bewarna coklat dalam badan dewasa.

Awal penelitian dilakukan terhadap myoblast tikus. Myoblast merupakan sel-sel sebelum otot. Peneliti mengetahui bahwa satu protein bernama PRDM16 penting untuk memproduksi sel-sel lemak coklat. Peneliti mencangkok sebagian dari sel-sel hidup tikus. kemudian sel-sel lemak coklat membentuk gumpalan yang berbeda di lokasi injeksi, dekat hati/jantung tikus-tikus. Myoblasts ini membagi seperti biasanya. Tetapi ketika peneliti meningkatkan sejumlah protein keduanya, sel-sel dibagi untuk menciptakan pembakaran energi fungsional sel-sel lemak, selain dari pada menggandakan diri mereka.

“Menggunakan lemak coklat untuk membantu mengobati obesitas telah dibicarakan selama lebih dari 30-40 tahun. Tapi, biasanya orang akan menyerang. Banyak yang mengatakan lemak itu tidak dimiliki orang dewasa, yang lain menyebutkan lemak tersebut tidak memiliki hubungan dengan obesitas dan berat badan. Penelitian terakhir membuktikan, setiap manusia dewasa memiliki lemak coklat yang fungsional dalam tubuh,” jelasnya.

Jadi, dengan pembuktian dari peneliti yang menyatakan bahwa obesitas dan diabetes dapat diatasi dengan menggunakan lemak coklat. Maka, tidak salahnya bagi Anda yang mempunyai penyakit obesitas ataupun diabetes dapat menggunakan cara yang telah dibuktikan oleh para peneliti tersebut.